Misykati: Traveling, Silaturahmi dan Ziarah
Kairo-
(27/7) Sebagaimana agenda tahunan yang diadakan Misykati sebelumnya, yaitu
ngupret yang hanya melulu di daerah dekat sekitar Kairo, kali ini terobosan
agenda besar digagas oleh Moh. Faqih Dlofir yang memilih tampil beda. Ketua
Misykati yang akrab disapa Cah Gagah ini menggelar tiga agenda besar dalam satu
kali gayung. Yaitu traveling, silaturahmi dan ziarah lintas provinsi ke bagian
utara Kairo. Dimyat dan Thonto.
Dua
hari satu malam anggota Misykati—selanjutnya ditulis Misykatian—menghabiskan
musim panas bersama dengan nuansa kekeluargaan. Lalu, bagaimana serunya cerita
Misykatian mengabadikan momen di utara Mesir ini.
Misyati
Travelling
Tepat
pada (24/7) pukul 07.35 WK kereta api jurusan Dimyat di stasiun Ramses, Kairo,
dijadwalkan keberangkatannya. Misykatian yang tersebar dari berbagai daerah
Kairo berkumpul. Dari distrik Asyir yang
mencakup KSW, Sekretariat Misykati, Gamek 61, Gamek Kodok, daerah Bawabah dan
sekitarnya memoroskan tempat berkumpul di mahattah Gamik. Sedangkan dari arah Darasa
yang mencakup Husein, Buus, Abbasiyah sepakat untuk kumpul di mahattah Darassah.
Pukul 06.30, Misykatian dari dua penjuru arah yang berlawan mulai berdatangan
dan turut meramaikan stasiun Ramses. Terhitung tigapuluh satu kepala yang ikut
dan siap menempuh perjalanan ke luar ibu kota sekaligus luar provinsi.
Kereta
api yang sedari satu jam ngetem dan telah dipenuhi Misykatian memulai
perjalanan panjangnya menuju provinsi Dimyat pukul 07.35 WK. Hampir satu gerbog
diisi Misykatian. Sisanya diisi beberapa pribumi. Di tengah perjalanan, Misykatian menunjukkan
keceriaannya dengan bersenda gurau dan bernyanyi ria. Sebagai pendatang di
negeri orang, pusat perhatian semua pribumi tertuju kepada Misykatian.
Jeprat-jepret foto permintaan dari penumpang pribumipun tak bisa Misykatian
hindari.
Teriknya
matahari yang menyengat tak memudarkan kecerian di raut wajah Misykatian untuk
menikmati perjalanan ke provinsi Dimyat. Dan tepat saat suara azan Dzuhur
berkumandang, kereta berhenti di stasiun terakhir Dimyat. Setelah turun dari
kereta api, perhatian warga Dimyat setempat pun tak terhindar. Setelah empat
jam menempuh perjalanan Kairo-Dimyat, Misykatian menaiki tremco menuju Ra’s
El-Barr di mana keindahan panorama laut Mediteranian bertemu dengan sungai
terpanjang dunia, sungai Nil, yang mana sekaligus tempat terakhir sungai Nil
mengalir. Dan pertemuan dua keindahan ciptaan Tuhan ini disebut dalam Al-Quran tiga kali.
Sebelum
menikmati keindahan panorama Ra’s El-Barr, para Misykatian melaksanakan
kewajiban shalat Jumat di masjid dekat kompleks Ra’s El-Barr. Setelah
menunaikan kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa, giliran para Misykatian
menjalankan kewajibannya kepada salah satu anggota tubuh mereka, perut. Makan
siang pun digelar di pinggir pantai. Walau berlauk ‘apa adanya’ yaitu mie dan
telur, tapi tak mengurangi keceriaan rihlah saidah ini, apalagi disuguhi
dengan kebersamaan.
Setelah
bensin perut terasa terpenuhi, Misykatian langsung bergegas ke ujung tempat
keindahan ciptaan Tuhan di mana bertemunya air asin laut Mediteranian dengan
air tawar sungai Nil. Menikmati keindahan Ra’s El-Barr ditemani semilir angin
pantai dengan duduk santai dan berfoto adalah pilihan yang pas. Di ujung tempat
ini Misyktian mengumandangkan mars Mapk. Sontak, warga setempat pun mengerubungi
sambil berbisik bertanya-bertanya akan perihal tersebut.
Matahari
terus berjalan menuju ke peraduannya, waktu yang tepat untuk menikmati sunset.
Ada yang menyemplungkan diri ke pantai ada pula yang hanya mengabadikan sunset
ini lewat foto.
Jadwal
keberangkatan kereta ke Tantha pukul 20.30 WK. Misykatian segera berbenah untuk
menjemput kereta yang telah terjadwal.
Labels
Kemisykatian
No comments:
Post a Comment